Miss you more than anything, Re

9:00:00 PM

you and your ice cream

Di sudut cafe di sore itu, aku meperhatikanmu duduk sendiri termenung di depan ice cream yang hampir meleleh. Kau hanya memainkannya, mengaduknya tanpa berminat menyentuhkannya ke bibirmu. Aku teringat saat-saat itu. Kamu memintaku menemanimu makan ice cream, ya selalu itu dan tak pernah berubah. Dan kau selalu menawariku untuk ikut menikmatinya. Aku tidak suka ice cream, bagiku itu terlalu manis. Dan detik detik selanjutnya kau dihanyutkan oleh ice cream dihadapanmu. Kau memandangnya dengan sangat bahagia, memakannya  dengan suka cita sambil menatapku, dan kita bercerita, tentang apapun.  Tapi bukan tentang kita.

Aku baru tersadar, tak sekalipun kita pernah berbincang tentang kita. Yaah, mungkin itu bukan sesuatu yg menarik untuk diperbincangkan. Tapi kini setelah itu semua berlalu, aku menyesali  saat kita tak pernah sekalipun mengungkit tentang kita. Aku dan kamu, dan perasaan kita. Atau mungkin hanya perasaanku saja. Aku suka kamu, kamu tau itu. Hhh, tapi aku bahkan tidak bisa meyakinkan diriku bahwa kamu juga memiliki perasaan yang sama meski kita bersama, meski kau adalah milikku.

“Pulang?”
“Ga mau pulang..” katamu sambil setengah merengek.
“Mau kemana?” kataku setengah putus asa.
“Kemana aja, pokoknya aku ga mau pulang.” Katamu sambil mentapku manja,  ahh aku suka tatapan itu, dan bahkan itu adalah hal kecil yang selalu membuatku rindu padamu.

Tapi ini sudah larut malam, mau kemana kita. Aku bahkan tak tau harus membawanya kemana,  aku merasa tubuhku terlalu lelah, bahkan untuk sekedar berpikir. Yaah, tapi kucoba untuk tidak menunjukkannya, dia membutuhkanku pikirku.

“Maunya kemana?” kucoba merayunya dengan lembut, ahh pipinya sangat halus ternyata. Aku baru menyadarinya. “Kamu belum ngantuk? Ini udah malem loh.”

“Aku masih mau sama kamu..” katamu sambil memandangku manja.

Oh tolong, aku rindu tatapan itu, tatapan yang selalu membuatku rindu akan kehadiranmu, tapi kini semua telah berubah.

“ Yaudah, kita disini aja ya sampai pagi..” kataku akhirnya...

Dan kamu hanya membalasku dengan anggukan lemah dan senyum manjamu.  “Aku sayang kamu, Re” kataku lirih, berharap ia tak mendengarnya.

Dan kamu masih dengan ice creammu. Termenung di sudut cafe itu, sesekali memandang keluar jendela . Aku masih memandangmu dan terus memandangmu tanpa kau sadari, sampai datanglah pria itu. Pria yang aku tak tau siapa, mungkin itu temanmu, atau saudaramu, atau seseorang yang telah memiliki hatimu? Ahh, kemungkinan yang terakhir membuat dadaku sesak tiba-tiba.  Aku butuh udara segar.

Re, aku sayang kamu sampai kapanpun. Dan aku milikmu sampai Tuhan memanggilku.


You Might Also Like

0 comments

Subscribe