Aku, Matahari & Persahabatan

11:59:00 AM


matahari pun memanggil..
"hey, kamu yang dibalik selimut, bangunlah ! lakukanlah sesuatu !"
aku masih tak beranjak dari tempat tiidurku dengan air mata yang terus mengalir ke bantal.

matahari itu terus berusaha menarik selimutku, menyuruh ku bangun dari kemalasanku.


"hey matahari, kenapa kau selalu berada di balik awan ? tak inginkah kau keluar dan menampakkan dirimu ?"

"ah, lebih baik aku terus berada di balik awan. itu lebih baik untukku. aku takut bila aku menampakkan diri, banyak yang akan membenciku, bahkan sama sekali tak ingin melihatku, aku takut dicampakkan. bukankah kehadiran sinarku sudah cukup ?" jawab matahari panjang lebar.

diam-diam aku membenarkan ucapannya, walaupun aku tak tau akan seperti apa bila ia benar-benar menampakkan dirinya.

"matahari, apakah kau berteman dengan awan ? " tanyaku lagi pada matahari.

dia terdiam sesaat. kemudian menjawab pertanyaanku.

"tentu saja tidak !"

hahhh ?!! aku begitu terkejut mendengar jawaban singkatnya itu.

"kami bersahabat, gadis kecil . tak lihat kah kamu bahwa kami selalu bersama setiap hari ?"

ohh, aku lega mendengarnya..

"yaa, aku bisa lihat itu, kalian selalu bergantian memunculkan sinar dan hujan, seperti tidak pernah bertengkar aku rasa. tak pernah kah kau merasa awan sangat menyebalkan ?"

"tentu saja pernah" jawab matahari, "awan seringkali membuatku kesal. ia sering egois. ia seringkali maemaksaku untuk tidak mengeluarkan sinar terlalu banyak saat dia akan menurunkan butiran-bituran air. padahal aku sedang sangat bersemangat menyinari bumimu, gadis kecil."

"dan kau mengalah, matahari ?" tanyaku.

"tentu saja, aku hanya bisa mengalah. mempersilahkan awan menurunkan hujannya. " jawabnya tak bersemangat.

"hmm, tapi aku suka ke-egois-an awan, dengan begitu kami tak harus selalu berurusan dengan sinarmu yang sangat terik sehingga seringkali membuat kami kepanasan, awan sangat baik, ia memberii kamu hujan, menyejukkan udara, aku suka hujan !" kataku menjawab pernyataan matahari.

"jadi, kalian sebenarnya tidak mengharapkan sinarku ? kalian hanya berbahagia bila hujan turun ? baiklah kalau begitu, mungkin aku harus lebih banyak mengalah pada awan agar kalian bahagia. " jawabnya dengan nada sedih.

"oh matahari, aku tak bermaksud membuatmu sedih. tentu saja bukan itu maksudku. "

aku buka selimutku dan beranjak ke tepi tempat tidurku, memandang matahari yang sedang bersedih.aku tak tega melihatnya.

'tentu saja kami membutuhkan sinarnu, matahari. tapi kami tak sanggup menerimanya setiap saat dan setiap hari, apalagi bila kau sedang sangat bersemangat menyinari bumiku. kehadiran awan dengan hujannya sangat membuat kamu senang. begitupula bila awan terus menerus memberikan hujannya tanpa memberimu kesempatan untuk menunjukkan sinarnu, kami akan sedih dan sangat mengharapkan kehadiran sinarmu. " jelasku panjang lebar

kupandang matahari raut mukanya sudah sedikit berubah.

"ahh, aku mengerti gadis kecil, kau menginnginkan aku dan awan bersahabat dan mengalah saat ke-egois-an itu datang, itulah yang kalian buutuhkan benar begitu ?"

aku berpikir sejenak, mencerna kata-katanya " mungkin lebih tepatnya aku lebih suka kalian jangan saling memendam dendam, bersahabatlah dengan menerima kelebihan dan kekurangan sahabatnu. kau seharusnya senang memiliki sahabat seperti awan yang dengan ke-egois-annya ternyata mampu membuat kami tersenyum di tengah terik sinarmu. dana begitupula awan, seharusnya ia sangat sangat berbahagia memiliki sahabat sepertimu, matahari !" jelasku panjang lebar, akhirnya..

matahari terdiam.
"tentu saja, tau kah kau ? aku sangat bahagia memiliki sahabat seperti awan." ucapnya sambil tersenyum kepadaku.

"terimakasih, matahari. kini aku tersenyum.."

tak lama kemudian aku mendengar suara air mengetuk genting dan udara menjadi sejuk, "ah, matahari sedang mengalah pada awan rupanyaa.. "


sebuah renungan singkat
antara aku dan matahari
dia mampu menghiburku disaat aku bersedih
dia yang membuatku berpikir tentang arti sebuah persahabatan
aaahh, andai aku bisa seperti matahari
dan bukankah kita hidup untuk saling melengkapi ? :)

You Might Also Like

0 comments

Subscribe