Sebut saja Bunga

11:07:00 PM

Kemarin habis malm mingguan romantis sama yuni nonton GMCO home concert di gelanggang. Ternyata anak-anak GMCO narsis dan jayus. Oh, GMCO itu Gajah Mada Chanmber Orchestra, jd kemarin kita semacam nonton orkestra gitu, romantis ga sih? Engga ya, yaudah lah.

Mereka mengangkat tema radio di acara itu, jd MCnya seolah penyiar radio, dan ada beberapa orang penelepon yang request lagu kemudian mereka memainkannya versi orkestra. Daaan, salah satu penelepon sok-sokan menyamarkan nama dengan mengatakan "sebut saja bunga". Dan entah kenapa rasanya selalu pengen ketawa kao ada orang yang bilang begitu.

Oh, sebenernya ini ga ada hubungannya, tapi berhubung membahas bunga, aku jadi pengen juga membahas bunga.

Kalo kata bang tere, kalau kita suka sekali dengan bunga (bunga asli ya ini, tanaman, bukan nama orang) yasudah, dipandanglah sesuka hati, dihirup aroma wangi yang terpancar darinya, biarkan dia tumbuh dengan baiknya ditaman. Ketika kamu suka bunga, bukan berarti kamu harus memetiknya dan memajangnya di ruangan favoritmu, kemudian membiarkannya layu beberapa hari kemudian karena dia tidak bisa mendapatkan asupan makanan yang cukup. Apa benar itu yang namanya suka? 

Oh, bukan aku ngga suka bunga. Aku sangat suka bunga, sebagai mana layaknya wanita pada umumnya. Tapi aku hanya ngga tega melihat mereka dipetik dari tangkainya. Bunga beda dengan buah.

Jadi poinnya adalah, ketika kamu menyukai sesuatu, bukan berarti kamu harus memilikinya. Perlakukan ia sebagaimana mestinya. Kalau memang suka bunga dan mau menaruhnya di rumah, ya pindah seakar-akarnya, atau beberapa bunga bisa ditanam dengan menebar bibit. Bukan hanya memetik kelopak bunga yang sudah mekar dengan indahnya.

Aku suka dengan orang yang menjelaskan kepada kawula muda sekarang, tentang apa guna pacaran -yang sebenernya ga ada gunanya selain merugikan pihak wanita- dengan berbagai perupamaan, termasuk bunga ini. Mau jadi bunga murahan, aduh jelek banget ya bahasanya, yaudah bunga agak mahal -sebuket bunga buat wisuda sekitar 40ribuan, agak mahal kan ya- yang dimanfaatkan hanya sesaat, dinikmati sesaat, untuk keperluan sesaat kemudian ditinggalkan karena mudah layu. Atau, jadi bunga sejati yang dirawat dengan baik dengan sepenuh hati, diperlakukan sebagai mana mestinya sebagai tanaman.

Karena kalo kata ustadz Felix Siauw, laki-laki itu dilihat dari masa depannya, sedangkan wanita itu dilihat dari masa lalunya. Memang, dunia ini sungguh kejam. Berarti wanita yang paling tinggi derajatnya adalah yang ngga punya "track record" kan ya? Itu dia makanya wahai wanita, pandai pandailah menjaga diri. Jangan mau dipetik kelopak bungamu untuk kepentingan sesaat. Lebih baik dirawat dan dipelakukan sebagaimana mestinya.

Kalau kata ustadz Salim A. Fillah  "Kadang kau harus meneladani matahari. Ia cinta pada bumi, tapi ia pun mengerti, mendekat pada sang kekasih justru membinasakan.” Suka banget quote ini. If you know what I mean.

#lama ngga nulis, bahasanya ngga karuan, sedih :(

You Might Also Like

0 comments

Subscribe