Todays Lessons : lapis legit vs pisang goreng

10:26:00 PM

Alhamdulillah ketemu inet lagi jadi bisa ngeblog ria, hehe :D


Hari ini aku dan wita datang ke kajian umumnya ustadz Felix Siauw. Naaah, ada beberapa pelajaran yang "nyantol" banget di kepalaku.

1. How to master your HABBITS = Latihan + Repetisi
kalau ingin memiliki kebiasaan baik, maka hal baik yang akan dijadikan kebiasaan itu harus dimulai, suka tidak suka. latihan terus menerus yang diulang akan menimbulkan sebuah kebiasaan. Ketika kita membiasakan diri dengan hal-hal baik, kebiasaan buruk juga akan muncul. tapi ketika kita tidak membiasakan kebiasaan baik, yang akan muncul hanya kebiasaan buruk. Pilih mana?

Misal : Tidur sehabis shalat subuh.
Wah, aku banget tuh. Karena aktivitas biasanya dimulai diatas jam 8 dan sehabis subuh gatau mau ngapain, jadi biasanya aku tidur. Tapi alangkah lebih baik kalau habis subuh ngga tidur ya, misal membiasakan diri dengan menulis, atau baca Al-Qur'an atau baca apalah, yang jelas cari aktivitas untuk menahan kantuk. kalau sudah sering dilakukan semoga menjadi kebiasaan, tapi ya itu, harus dimulai.

2. Jadilah lapis legit, jangan jadi pisang goreng.
Sebenernya aku agak ga setuju dengan statement ini tanpa filosofi, soalnya aku lebih suka pisang goreng daripada lapis legit. Walaupun dari segi kronologi pembuatan, lapis legit jauh lebih rumit dan lebih berpotensi untk dijual mahal.

Intinya adalah membedakan kedua makanan ini. Pisang goreng dibuat dengan pisang dan tepung, digoreng sampai kuning kecoklatan. Dijual di gerobak gorengan, di bungkus kertas koran/ plastik asoy, yang beli tukang becak, tukang ojek, mahasiswa, anak kecil, direktur, semua orang bisa beli pokoknya. Dan biasanya pisang goreng enak disantap saat masih hangat, dan bagaimana caranya mengetahui hangat/tidaknya pisang goreng? Disentuh. Sunguh murahan.



Bandingkan dengan lapis legit.
Kue ini sangat susah dibuat, bahan bakunya mahal. Untuk membuatnya dibutuhkan waktu yang lama, proses yang panjang dan kesabaran. berkali-kali masuk oven, bukan hanya sekali. Dengan potensi gosong yang lebih besar daripada pisang goreng yang hanya digoreng sekali. Tapi apa hasilnya? Lapis legit dijual jaaaauuuhhhh lebih mahal dari pisang goreng. kalau pisang goreng paling mahal 1000 rupiah, lapis legit paling murah 80.000 rupiah, bahkan ada yang sampai menjual 800.000 rupiah/kotak.  harga yang pantas untuk proses yang tidak mudah. Dijual pun di toko, tidak semua orang bisa mencicipi apalagi hanya untuk menyentuh, sekedar memastikan masih hangat atau tidak.



Ini analogi wanita. Wanita itu banyak di dunia ini, tapi sedikit yang menadari potensinya sebagai lapis legit dan hanya menjadikan dirinya sebagai pisang goreng, yang berharga rendah dan semua orang bisa menikmati. Ini perumpamaan wanita yang tidak mau menjaga Iffah dan Izzahnya.

JADI, mau jadi lapis legit yang berharga mahal tapi harus keluar masuk oven berkali-kali, atau hanya sekedar pisang goreng yang digoreng sekali dan berharga murah, pun semua orang bisa mencicipi? Aku belajar untuk menjaga, memperbaiki untuk menjadi lapis legit, meski mungkin lapisnya belum terlalu banyak, masih harus lebih banyak belajar, tapi setidaknya lapis sedikit dari sebuah lapis legit akan berpotensi untuk menjadi lapis legit utuh kan? Daripada yang sejak awal tidak berminat sama sekali untuk menjadi lapis legi. Memilih jalan pintas yang mudah.

You Might Also Like

1 comments

  1. ibarat proses terjadinya mutiara. kerang yg kemasukan pasir tu nimbulin rasa sakit, so kerang berusaha ngusir pasir pake getah diperutnya buat membalut pasir, kalau pasir bisa dilapisi secara utuh, terbentuklah mutiara | ketika masa panen tiba, mulailah para petani memisahkan mana kerang yg dimasuki pasir n mana yg ga | yang dilapisi pasir pasti jadi mutiara mahal, dijual ratusan hingga miliaran, yang pakai pasti org2 berkelas, yg ga kemasukan pasir dijual obral ribuan, enak sih tp bisa dinikmati semua org | so tinggal pilih mau jadi kerang mutiara atau kerang rebus yg dijual obral? | fuufufu kalau lapis legit harus masuk oven beberapa kali, ini harus dimasuki pasir | maknanya tetep sama, mesti banyak belajar, kuat tahan banting, menjaga, terutama wanita, soalnya kita hidup ditanah dimana2 serba fitnah a.k.a dunia :)

    ReplyDelete

Subscribe