Trust me, I'm a Lighting Designer

1:58:00 PM


Sudah memasuki bulan ke 7 bekerja di KLD sebagai lighting designer. Banyak suka dukanya, banyak pengalamannya. Masih ingat dulu pertama kali datang meeting, yang harusnya berdua sama senior tapi dia tiba-tiba sakit di hari H meeting dan mengharuskanku untuk datang sendiri. 

 KLD lighting project

Waktu itu masih 1 bulan kerja dan aku belum begitu mengerti lighting, apalagi tentang proyeknya, jauh lebih ngga ngerti karena aku ga pernah mengurus gambar kerjanya sama sekali. Tapi itulah kenyataan yang harus di hadapi, bertemu dengan PM proyek dan supplier untuk membahas material approval, yang sejujurnya semua dokumen baru aku baca di taksi menuju lokasi meeting. Alhamdulillah meetingnya agak jauh, jadi waktu untuk membaca jadi agak panjang. Lebih parahnya lagi adalah aku ga tau meetingnya dimana. Seniorku cuma bilang meetingnya di proyek, di Cinere, ancer-ancernya dekat Mall Cinere, dan aku harus mencari sendiri bersama sopir taksi dimana lokasi proyek yang Alhamdulillah lagi cuma ada 1 proyek highrise disana jadi aku mudah menemukannya. Tapi masalah datang ketika aku ga tau meetingnya di ruang apa. Cluenya hanya satu : Bertemu Pak Edo dari Megapolitan. Dan ternyata kantor Megapolitan itu di dekat site proyek, jadi aku rancu antara meeting di kantor atau di proyek. Sopir taksinya berpikir mungkin aku bakal meeting di ruang ber-AC karena pakaianku sangat rapi (sejujurnya aku salah kostum, karena aku beneran berpikir bakal meeting di ruang ber-AC). Ya memang ruang ber-AC sih tapi di ruang kantor WIKA di proyek.

Dan ternyata meeting pertama, sendiri, telat, ngga semenakutkan yang dibayangkan. Meskipun banyak belum ngerti lighting, tapi disana ada supplier. Jadi ketika owner nanya teknis dan spesifikasi lampu, aku memalingkan  wajah ke arah si supplier sambil memohon dalam hati "Pak, tolong bantuin jawab." Dan kenyataannya dia memang menjawabnya, yeaayy.

Di meeting-meeting berikutnya aku jadi terbiasa datang sendiri, sendiri di taksi, di tempat meeting juga wanita sendiri ditengah lautan pria. Kalo meeting di proyek juga harus melewati barisan tukang-tukang genit yang ga jarang aku dikerjain. Syudah kebaal. 

Sekarang meeting jadi ajang refreshing karena bosan seharian di kantor mamandang PC dan bertemu orang itu-itu aja. Meeting di luar jadi bikin aku tau dunia luar, jadi tau jalanan jakarta, jadi tau cara menjawab pertanyaan ketika didesak owner untuk memberi jawaban yang aku gatau harus jawab apa. jadi kenal banyak orang dari berbagai bidang, seru lah.

Ada satu proyek -yang kata teman-teman di KLD- ownernya galak, yaitu proyek milik Palma Group. Kantor kami menangani 2 proyek milik Palma Group ini, yaitu Palma Tower dan menara Palma 2. Ketika si bos bilang "Kita meeting Palma hari ini." aku berpikir bahwa kami akan meeting Palma Tower karena Menara Palma 2 belum jalan meeting mingguannya. Di tengah jalan baru aku tau kalau kita akan meeting Menara Palma 2 bukan Palma Tower. Padahal aku bawa dokumennya Palma Tower dan aku belum mempelajari dokumen Menara Palma 2 sama sekali. Kenyataan yang lebih parah adalah dia PHP, katanya mau datang meeting bareng ternyata aku disuruh datang meeting sendiri. Rasanya pengalaman meeting pertama terulang kembali, tapi yang ini bahkan lebih parah.

Aku telat sampai ruang meeting, meeting jam 2 dan aku baru datang jam 3. Di tengah orang-orang yang mengelilingi meja besar dan hanya ada satu wanita disana. Semua mata menuju ke arahku ketika aku datang, ketika mereka tau aku PIC dari KLD semua langsung menatapku berbinar-binar, ini dia yang ditunggu-tunggu! Dan bapak pemimpin meetingnya langsung nyeletuk "Ayo melek, melek!" (Ayo buka mata lebar-lebar) ketika aku datang. Jadi orang yang ga sadar ketika aku datang pun ikut mamandang ke arahku. Okelah.

Alhamdulillah bagian lighting belum dibahas, jadi aku agak termaafkan. Tapi ketika giliran lighting yang dibahas, rasanya tiba-tiba semua gelap. Saat itu aku baru mengakui betapa galaknya Pak PM, semua orang kena marah termasuk aku. Sebenarnya marahnya bukan karena proyek Menara Palma 2, tapi karena proyek Palma Tower. Sayangnya adalah, di kedua proyek itu konsultan, kontraktor dan semua yang berkontribusi mengerjakan proyek itu, sama. Jadi ketika Bapaknya ngomel-ngomel ke aku tentang Palma Tower semua orang nyambung, apalagi orang-orang ME. Dan sayangnya ga harus jadi orang ME buat menertawakan aku. 

Bapaknya dengan suara lantang memenuhi seisi ruangan bilang "Bu, besok lagi kalo milih lampu yang kecil-kecil aja ya. Itu masa di toilet VIP, ruangan kecil gitu dikasih 3 lampu, lampunya sebesar piring lagi. Bos saya marah-marah itu minta diganti. Kita bongkar lagi lho itu akhirnya." Aku harus menangapi gimana? Aku bahkan baru tau ada issue lampu sebesar piring ketika datang di meeting ini. Dan aku datang sendiri,  ga ada teman untuk berdiskusi masalah lighting.

Si bapak juga membahas lampu-lampu yang lain yang membuat tertawa semua orang yang ada di ruangan tersebut, termasuk aku. Sampai ada yang menimpali, "Jangan dimarahin terus Pak, nanti minggu depan dia ga mau datang meeting lagi lho, kapok dimarahin Pak Sidharta." Nah, bener banget tuh! Sampai pada akhirnya aku menanggapi, "Ya jangan marah ke saya Pak, yang desain bukan saya, yang proyek ini saya desain lampunya kecil-kecil kok Pak." entah benar apa engga aku bilang begitu, yang akhirnya bapaknya menimpali. "Iya, saya bukan marah ke ibu, saya marah ke bosnya ibu. nanti tolong disampaikan ya." Sambil ngomong dengan nada agak keras tapi sambil agak tertawa jadi aku menanggapinya dengan tertawa juga. Rasanya aku baru bisa bernapas lega. Di meeting-meeting selanjutnya, lampu segedhe piring adalah topik terhangat dan terupdate. Ga gaul kalo ga tau issue lampu segedhe piring.

Meeting-meeting berikutnya, aku udah terbiasa di bully oleh si bapak PM. Bapaknya udah ga semenakutkan ketika aku pertama kali datang meeting, bahkan lebih sering bercanda kalo ngomong ke aku. Hmmm, Pak Sidharta pun berhasil ditaklukkan hahaha. Karena itu, sekarang meeting jadi hiburan, walaupun setelah meeting jadi pusing sendiri karena pe-ernya banyak dan harus dikerjakan sendiri, belum pe-er dari proyek-proyek lain.

Arrgghhh, kantor ini masih butuh banyak perbaikan, masih butuh karyawan juga sepertinya. Kasihan designernya disuruh multitasking. Berangkat meeting, ketemu owner, ketemu supplier, ngedesain, bikin gambar kerja, supervisi, paket lengkap pokoknya. Kalo ga tahan banting keluar aja, dan kenyataanyya memang ga ada yang bertahan lama disini. Aku? mungkin sebentar lagi resign :D Bahkan bapak-bapak di tempat meeting pun bertanya "KLD ini ko orangnya ganti-ganti terus ya, ini mbak udah orang keempat lho yang megang proyek ini." sampai pada akhirnya dia nanya "Mbak kapan resign?" Huahahahaha. Kalo ada lowongan di kantor bapak bilang aja pak, saya dengan senang hati daftar, kataku dalam hati. Hanya dalam hati. 


Jumat, 12 Desember 2014 13.30
Mencari waktu disela-sela tumpukan pekerjaan.
Kamis meeting lagi Proyek Menara Palma 2, pe-ernya masih belum selesai dikerjakan :"



You Might Also Like

1 comments

Subscribe