yang yang tak terungkapkan

4:01:00 PM




Menulis adalah hobby yang tak pernah diakui, tapi terus setia ku lakukan tanpa ku sadari. Tak terasa, banyak tumpukan tulisan yang tak sempat ter-publish dan hanya menjadi penghuni setia suatu folder di laptop. Lama aku tak membukanya, tapi hari ini aku memutuskan untuk mengeluarkannya dari sana, agar ia mengenal dunia.



“Kak Raka !”

Hanya suara itu yang terngiang di kepalaku. Ah, pusing sekali memikirkannya, tapi kenapa ia selalu membayangiku. Heey, kamu ngga capek apa lari-lari terus di kepalaku?

Siang itu aku melihatnya jalan sendiri. Dia begitu cantik dengan balutan busana yang dikenakannya, tidak mengikuti trend, tapi enak dipadang. Dan aku dibuai olehnya sesaat, ah, dia lagi, dia lagi. Kupalingkan perhatianku, tapi apa daya, mata ini tak kuasa menahan nafsu. Kulihat lagi dirinya yang masih berjalan seorang diri, dan sesuatu pun terjadi. Mata kami bertemu! Kami saling pandang! Oh mungkin bagi kalian ini hal biasa, tapi bagiku ini luar biasa. Sungguh! Dan dia memanggil namaku, “Kak Raka!” lalu berjalan mendekatiku, oh rupanya ada yang mau dia bicarakan denganku, ini masalah organisasi, tentu saja aku harus profesional. Dan kalian bisa bayangkan, aku harus berusaha sekuat tenaga mengontrol degup jantungku saat itu, karena, yaaah tau sendirilah.

Dua hari setelah kejadian tatap mata itu, seorang teman memberitahuku satu hal, yang sebenarnya tidak kusangka. Sangat tidak kusangka. Bukan apa-apa, ini tentang dia. Temanku -atau bisa dibilang sahabat-ku itu bisa-bisanya bicara sesuka hati, dia bilang, wanita yang sering kuperhatikan itu suka padaku!! Ah, dia bisa-bisanya bercanda, bahkan untuk hal yang serius seperti ini. Ya, ini serius, rasanya aku benar-benar jatuh hati padanya.

Dan sialnya, karena sahabatku itu, tiap malam aku sering memikirkan perkataanya. Dia suka aku? Apa mungkin? Dan sayangnya aku terlalu malu untuk menyatakan perasaanku, bahkan untuk bercerita ke sahabatku pun aku tak sanggup. Aaaahh kenapa perasaan ini sulit sekali untuk diungkapkan!

******

Siang itu, setahun setelah aku melihatnya berjalan seorang diri, ketika mata kami bertemu dan tiba-tiba dia memanggil namaku, aku melihatnya lagi, jalan di tempat yang sama. Namun kali ini aku harus berulang kali menelan ludah dan menajamkan pandanganku, yah walaupun tetap saja tidak berubah meski berkali-kali ku kucek. Iya, pemandangan itu membuat dadaku penuh sesak. Selama ini aku mengaguminya, meski hanya menjadi pengagum rahasia, meski dia tak pernah tahu. Tapi ini kenyataan! Aaah, aku butuh udara segar. Dan baru kali ini aku meyesali diriku dan keputusanku, untuk hanya memendam perasaan ini di dalam hati. Tapi jodoh siapa yang tahu, mungkin suatu saat dia akan menjadi milikku, mungkin.

Ahh kenapa siang ini panas sekali, aku butuh es untuk mendinginkan dadaku, sungguh!



Yogyakarta, hari-hari setelah tahun baru 2010
Maaf, aku mengagumimu, bahkan sampai detik ini.

You Might Also Like

0 comments

Subscribe