Antara Metamorfose dan Siklus Hidup
6:03:00 PM
Bila dianalogikan, rasa-rasanya perasaan
ini bagaikan metamorphose kupu-kupu. Awalnya lucu, menggelikan bagaikan ulat,
kemudian hening sesaat saat ia berubah menjadi kepompong, diam tak terusik,
hingga akhirnya menjadi kupu-kupu yang indah rupawan, mengundang decak kagum
siapapun yang memandang, bahkan mengundang iri sebagian makhluk tak rupawan. Hingga
akhirnya ajal menjemput, tutup usia.
Atau seperti siklus hidup bunga, awalnya
hanya benih-benih kecil, tak sangka benih-benih tumbuh menjadi tunas yang
menyimpan sejuta harapan. Saat tanaman bunga mulai menampakkan batang kokohnya,
tumbuhlah kuncup-kuncup bunga yang sangat dinanti pertumbuhannya, apalagi kalau
bukan untuk jadi bunga, sesuai namanya. Sebut saja ranunculus, atau hydrangea,
oh atau si favorit gypsophila. Apapun itu, bunga itulah yang dinanti. Tapi apa
daya, namanya juga siklus hidup, tak mungkin selamanya ada di satu fase, mau
tak mau harus berpindah ke fase lain ketika tiba saatnya.
Pun dengan bunga ku, keindahannya tak dapat
ku nikmati selamanya, ketika ajal mejemput, ia harus pulang ke tempat asal,
melebur menjadi satu dengan tanah tempat bibitnya dulu mulai ditanam.
Tapi seharusnya ia punya pilihan, tetap
bertahan hidup meski sulit, tetap kokoh meski tanpa bunga. Atau layu dan mati
tak bersisa, tergantikan oleh yang lain. Atau bisa jadi ini soal usia, bila
sang pemilik rajin merawat, mungkin usianya bisa lebih panjang. Lain halnya
bila dibiarkan, maka keindahan tak kan bias bertahan.
Begitu pula rasa ini, meski dirawat, ada
kalanya dia layu, kemudian mati. Atau ini sebuah pilihan. Mengkristal, kalau
kata Ferre di serial Supernova yang pertama, Putri, Ksatria dan Bintang Jatuh.
Perasaannya pada Rana yang beberapa hari lalu membuncah membara bagai gunung
api yang sanggup berubah wujud, kini mengkristal. Tak ada gejolak. Sunyi.
Saatnya membuka lembaran baru.
Back song : Lava (From disney short film "Lava")
Ngga nyambung sama tulisannya, tapi lagu
ini lucu dan sarat makna.
Anggap saja dirimu sedang diatas laut, tak
melihat siapapun, seperti tak ada harapan. Padahal di dasar sana ada yang
diam-diam mengagumimu, tak sabar ingin melebur denganmu.
Kalau kata Asma Nadia
di Assalamu’alaikum Beijing, “Bila tak
kau temukan cinta, biar cinta menemukanmu.”
[Sambil bayangin Morgan yang tiba-tiba
muncul depan rumah, katanya dateng langsung dari Beijing, tau alamatnya Ra
gara-gara di email sama Sekar yang geregetan sama mereka berdua plus daya
imajinasi romantismenya udah akut gara-gara kebanyakan nonton drama Korea]. Story
end.
0 comments