Maaf, aku mengagumimu, bahkan sampai detik ini
8:08:00 AM“Kak Raka !”
Hanya suara itu
yang terngiang di kepalaku. Ah, pusing sekali memikirkannya, tapi kenapa ia
selalu membayangiku. Heey, kamu ngga capek apa lari-lari terus di kepalaku?
Siang itu aku
melihatnya jalan sendiri. Dia begitu cantik dengan balutan busana yang
dikenakannya, tidak mengikuti trend, tapi enak dipadang. Dan aku dibuai olehnya
sesaat, ah, dia lagi, dia lagi. Kupalingkan perhatianku, tapi apa daya, mata
ini tak kuasa menahan nafsu. Kulihat lagi dirinya yang masih berjalan seorang
diri, dan sesuatu pun terjadi. Mata kami bertemu! Kami saling pandang! Oh
mungkin bagi kalian ini hal biasa, tapi bagiku ini luar biasa. Sungguh! Dan dia
memanggil namaku, “Kak Raka!” lalu
berjalan mendekatiku, oh rupanya ada yang mau dia bicarakan denganku, ini
masalah organisasi, tentu saja aku harus profesional. Dan kalian bisa
bayangkan, aku harus berusaha sekuat tenaga mengontrol degup jantungku saat
itu, karena, yaaah tau sendirilah.
Dua hari setelah
kejadian tatap mata itu, seorang teman memberitahuku satu hal, yang sebenarnya tidak
kusangka. Sangat tidak kusangka. Bukan apa-apa, ini tentang dia. Temanku -atau
bisa dibilang sahabat-ku itu bisa-bisanya bicara sesuka hati, dia bilang, wanita
yang sering kuperhatikan itu suka padaku!! Ah, dia bisa-bisanya bercanda,
bahkan untuk hal yang serius seperti ini. Ya, ini serius, rasanya aku benar-benar
suka padanya.
Dan sialnya, karena
sahabatku itu, tiap malam aku sering memikirkan perkataanya. Dia suka aku? Apa mungkin? Dan sayangnya
aku terlalu malu untuk menyatakan perasaanku, bahkan untuk bercerita ke
sahabatku pun aku tak sanggup. Aaaahh kenapa perasaan ini sulit sekali untuk diungkapkan!
******
Siang itu, setahun
setelah aku melihatnya berjalan seorang diri, ketika mata kami bertemu dan tiba-tiba dia
memanggil namaku, aku melihatnya lagi, jalan di tempat yang sama. Namun kali
ini aku harus berulang kali menelan ludah dan menajamkan pandanganku, yah
walaupun tetap saja tidak berubah meski berkali-kali ku kucek. Iya, pemandangan
itu membuat dadaku penuh sesak. Selama ini aku mengaguminya, meski hanya
menjadi pengagum rahasia, meski dia tak pernah tahu. Tapi ini kenyataan! Aaah,
aku butuh udara segar. Dan baru kali ini aku meyesali diriku dan keputusanku,
untuk hanya memendam perasaan ini di dalam hati. Tapi jodoh siapa yang tahu,
mungkin suatu saat dia akan menjadi milikku, mungkin.
Ahh kenapa siang ini panas sekali, aku butuh es untuk
mendinginkan dadaku, sungguh!
Yogyakarta, hari-hari setelah tahun baru 2010
Maaf, aku
mengagumimu, bahkan sampai detik ini.
0 comments